Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol (Bahasa Latin: 'aurum) dan nomor atom 79.
Logam emas memiliki karakteristik mengkilap, lembek, kuning, berat, mudah dibentuk bahkan dalam tekanan.
Ini adalah emas batangan yang diproduksi oleh Rand Refinery. Pecahan 1 kilo dalam bentuk cast bar atau cetakan tuang. Mengapa dikatakan cetakan tuang/cast bar? Hal ini dikarenakan proses cetaknya dituang ke dalam cetakan persegi panjang. Proses tulisanya diatas batangan menggunakan mesin bertekanan tinggi.
sumber gambar: http://bashny.net
Untuk penjelasan macam-macam bentuk emas yang tersedia akan dibahas pada artikel lain.
Tidak hanya emas, setiap logam memiliki massa jenis dan titik lebur masing-masing. Untuk emas murni atau emas 24 karat memiliki massa jenis 19.30 g.cm-3. Massa jenis adalah total massa jenis benda dibagi dengan total volumenya. Artinya 1 kg besi memiliki dimensi ukuran yang berbeda dengan 1 kg emas. Memang secara bobot sama, tapi dimensi ukuran tidak sama. Teknik timbang air massa jenis sering digunakan para toko emas umumnya untuk mengetahui apakah logam tersebut emas atau bukan.
Emas dapat meleleh (titik lebur) pada suhu 1064.18 derajat Celcius. Untuk kemudahan anggap saja diatas 1.000 Celcius. Setiap logam memiliki titik lebur masing-masing. Laboratorium juga memiliki teknik pengujian emas yang dikenal dengan teknik fire assay. Metode ini cukup rumit dan umumnya dilakukan perusahaan pertambangan dan pemurnian (refinery).
Nah... kita telah mengetahui karakteristik emas itu sendiri. Sekarang bagaimana mengetahui keaslian emas? Ini sangat berkaitan dengan dasar-dasar emas itu sendiri.
Metode yang paling umum digunakan adalah metode dimensi. Dimensi ukuran emas seperti yang dibahas sebelumnya. Ukuran 1 kilo besi dengan 1 kilo emas berbeda.
Metode kedua adalah magnet. Emas adalah logam yang tidak memiliki sifat kemagnetan. Teknik ini dapat digunakan untuk cetakan emas yang terbungkus rapi seperti Pamp Suisse Credit atau cetakan terbaru antam yang versi segel.
Metode ketiga adalah berat. Kadang di batangan emas kita lihat beratnya 1 kg. Ketika ditimbang hanya 600gram. Contoh kasus seperti ini terjadi pada emas Sukarno yang sering kita dengar. Biasanya logam terbuat dari campuran kuningan dan tembaga.
Metode keempat adalah visual. Caranya sangat mudah. Bandingkan saja emas asli milik anda dengan emas yang akan Anda beli di atas meja. Contoh... Anda memiliki emas 10 gram dan ingin membeli emas 10 gram. Perbandingkan kedua benda tersebut. Dari detail hingga model ukurannya. Jikalau Anda tidak memiliki emas yang Anda ingin beli, cukup ajak teman Anda yang memilikinya.
Metode kelima adalah metode fire assay seperti yang diceritakan sebelumnya. Metode ini agak sedikit rumit karena menggunakan percampuran beberapa cairan kimia dalam proses pengujiannya.
Metode keenam adalah dengan bantuan mesin X-Ray. Mesin ini sangat mahal sehingga biasanya toko emas umum tidak menggunakan ini. Laboratorium, perusahaan tambang dan pemurnian yang memiliki alat ini. Kisaran biaya untuk mesin Cina saja bisa dimulai dari kisaran harga 100 juta rupiah keatas.
Metode ketujuh adalah ultrasound. Masih ingat dengan proses kehamilan? Kurang lebih konsep yang diteriapkan sama. Logam dilapisi dengan gel dan dengan bantuan alat scanner kita dapat melihat spektrum logam tersebut. Alat ini diperkenalkan oleh General Electric dengan nama Phasor XS.
Metode kedelapan adalah dengan batu gosok dan carian kimia. Metode ini sering digunakan oleh para toko emas untuk menilai emas secara sekilas.
Metode kesembilan adalah dengan timbang air massa jenis emas tersebut. Prinsipnya adalah membandingkan massa dan volume beda tersebut. Dari hasil tabel akan diketahui seberapa murni logam tersebut.
Demikian sembilan metode yang sering digunakan dalam menentukan keaslian logam emas.
Komentar
0 komentar
Artikel ditutup - tidak bisa memberikan komentar.